Sebelum Gas Jalan, Yuk Tau Sunnah Shalat Safar Rasulullah

Ilustrasi seorang muslim berdoa sebelum bepergian jauh. dok. Chat GPT AI

Sebelum bepergian, yuk ketahui sunnah Rasulullah SAW berupa shalat safar dua rakaat agar perjalananmu selamat dan penuh berkah.

Pernah nggak sih kamu berangkat perjalanan jauh tapi hati masih was-was, takut terjadi hal-hal yang nggak diinginkan di jalan? Dalam Islam, setiap langkah keluar rumah bukan cuma soal fisik, tapi juga perjalanan batin. Ada adab dan amalan yang diajarkan Rasulullah SAW biar perjalanan kita nggak cuma aman, tapi juga penuh berkah.

Nah, salah satu amalan yang sering banget dilupakan tapi punya nilai luar biasa adalah shalat sunnah safar. Dua rakaat ringan sebelum berangkat ini ternyata bukan cuma rutinitas ibadah, tapi punya makna spiritual yang dalam banget. Rasulullah SAW menjadikan shalat ini sebagai pembuka setiap perjalanan — seolah bilang ke kita semua: “Jangan jalan dulu sebelum kamu menyapa Allah.”

Di Indonesia, shalat safar ini biasanya dilakukan jamaah haji atau umrah sebelum berangkat ke Tanah Suci. Padahal, sunnah ini berlaku buat siapa saja yang mau bepergian jauh, asal tujuannya bukan maksiat. Mau ke luar kota, dinas kerja, silaturahmi, bahkan traveling santai pun bisa banget dilakukan dengan niat ibadah. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang keistimewaan dan tata cara shalat safar yang dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW.

Shalat Safar, Amalan Simple Tapi Bermakna Dalam

Shalat safar adalah shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan sebelum seseorang berangkat bepergian. Rasulullah SAW selalu mencontohkan amalan ini setiap kali beliau hendak meninggalkan suatu tempat. Dalam sebuah riwayat dari Anas bin Malik, disebutkan:

“Sungguh, Nabi Muhammad SAW tidak tinggal di suatu tempat kecuali meninggalkan tempat tersebut dengan shalat dua rakaat.” (HR. Anas bin Malik)

Artinya, Rasulullah SAW menjadikan dua rakaat ini sebagai simbol berpamitan kepada tempat yang beliau tinggalkan, sekaligus permohonan perlindungan kepada Allah dari segala hal buruk selama perjalanan.

Bahkan, dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh ath-Thabrani, Nabi SAW menyebutkan bahwa dua rakaat ini merupakan hadiah terbaik untuk keluarga yang ditinggalkan:

“Tidak ada sesuatu yang lebih utama untuk ditinggalkan seorang hamba bagi keluarganya, daripada dua rakaat yang dia kerjakan di tengah mereka ketika hendak melakukan perjalanan.” (HR. ath-Thabrani)

Bayangkan, Rasulullah SAW sampai menyebut dua rakaat itu sebagai “hadiah”. Artinya, shalat safar bukan hanya doa perlindungan buat diri sendiri, tapi juga bentuk kasih sayang terhadap keluarga. Seakan-akan pesan Rasulullah jelas banget: sebelum kamu tinggalkan rumah, tinggalkan dulu doa dan keberkahan.

Ada pula riwayat dari al-Baihaqi yang menyebut:

“Jika engkau keluar dari rumahmu maka lakukanlah shalat dua rakaat, yang dengan ini akan menghalangimu dari kejelekan di luar rumah. Dan jika engkau masuk ke rumahmu, maka lakukanlah shalat dua rakaat yang akan menghalangimu dari kejelekan di dalam rumah.” (HR. al-Baihaqi)

Dari ketiga hadis itu, kita bisa paham bahwa shalat safar punya makna spiritual yang dalam banget. Ia bukan hanya ibadah kecil, tapi semacam “benteng” yang melindungi langkah kita di luar rumah. Dua rakaat yang ringan, tapi efeknya besar — baik untuk keselamatan, ketenangan, maupun keberkahan di sepanjang perjalanan.

Menariknya lagi, dalam perspektif modern, shalat safar bisa dianggap sebagai momen self-check spiritual sebelum kita berangkat. Saat dunia makin sibuk dan perjalanan makin cepat, shalat dua rakaat ini jadi kesempatan untuk berhenti sejenak, menyadari niat, dan menyerahkan segalanya pada Allah SWT.

Waktu dan Tata Cara Shalat Safar yang Dianjurkan

Kapan sih waktu terbaik buat melaksanakan shalat safar? Jawabannya: nggak ada waktu khusus. Shalat ini bisa dilakukan kapan saja — pagi, siang, sore, atau malam — selama belum benar-benar berangkat dari rumah. Intinya, lakukan sebelum kaki melangkah keluar pintu atau sebelum naik kendaraan.

Berikut tata cara singkat shalat sunnah safar yang bisa kamu ikuti:

1. Niat Shalat Safar:

Bacaan niatnya adalah:


أُصَلِّي سُنَّةَ السَّفَرِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushallî sunnatas safari rak‘ataini lillâhi ta‘âla

Artinya: “Saya niat shalat sunnah perjalanan dua rakaat karena Allah Ta‘ala.”

2. Jumlah Rakaat:

Shalat safar dilakukan dua rakaat saja, seperti shalat sunnah biasa.

3. Bacaan Surat:


Setelah membaca Al-Fatihah, Imam Nawawi dalam Al-Majmu’ Syarah Muhadzdzab menyarankan membaca surat Al-Kafirun di rakaat pertama dan surat Al-Ikhlas di rakaat kedua.


a. Al-Kafirun menegaskan keteguhan iman dan menolak segala bentuk kesyirikan.
b. Al-Ikhlas meneguhkan ketauhidan dan keikhlasan hati.

Kombinasi ini cocok banget buat perjalanan yang penuh risiko, karena mengajarkan kita buat tetap fokus hanya pada Allah SWT.

4. Salam dan Doa:

Setelah salam, sebaiknya dilanjutkan dengan doa sebelum safar, seperti yang diajarkan Rasulullah SAW:


“Subhânal ladzî sakhkhara lanâ hâdzâ wa mâ kunnâ lahu muqrinin, wa innâ ilâ rabbinâ lamunqalibûn.”

(Mahasuci Allah yang telah menundukkan kendaraan ini bagi kami, padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami).

Selain menjadi doa perlindungan, bacaan ini juga menanamkan kesadaran bahwa segala sesuatu di jalan — kendaraan, cuaca, dan keselamatan — semuanya atas izin Allah semata.

Shalat safar juga bisa dilakukan di mana saja selama masih dalam suasana “akan bepergian.” Nggak harus di rumah — bisa di bandara, terminal, atau bahkan di pinggir jalan sebelum berangkat. Yang penting, niatnya benar dan dilakukan dengan khusyuk.

Jadi, sebelum kamu “gas jalan” buat tugas, mudik, atau sekadar liburan, sempatkan dulu dua rakaat ini. Karena sejatinya, keberangkatan yang paling sempurna adalah saat kamu melangkah bukan hanya dengan rencana, tapi juga dengan doa. Ingat, berangkat dengan izin Allah jauh lebih aman daripada berangkat dengan percaya diri semata.***

Baca Juga

No comments

Theme images by Leontura. Powered by Blogger.